INHU – Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar telah mengambil tindakan untuk warga Riau yang bergantung pada perkebunan kelapa sawit. Diketahui perkebunan sawit di Riau merupakan komoditas strategis nasional.
Hal tersebut diungkapkan Gubri saat Safari Ramadan di Masjid Jamik Assalam, Desa Tasik Juang, Kecamatan Lubuk Batu Jaya, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) Riau, pada Selasa (11/04/2023) siang.
Gubri mengaku tahu persis penduduk Riau banyak yang bergantung hidup dengan perkebunan sawit. Dengan begitu, pihaknya terus berupaya memperhatikan kehidupan para petani sawit agar bisa mendapat harga wajar dari hasil penjualan tandan buah segar (TBS) sawit.
“Kami tau persis ekonomi [masyarakat Riau] sangat tergantung dengan sawit. Karena kebun sawit yang terluas di Indonesia ini adalah di Riau. Ini terbagi sawit perusahaan dan juga sawit dari punya petani,” katanya.
Dengan demikian, dia menjelaskan, bagaimana perjuangannya agar harga TBS sawit tetap stabil. Hal itu diupayakan Syamsuar untuk menyelamatkan para petani sawit.
Sehingga, mantan Bupati Siak dua periode itu menerbitkan Peraturan Gubernur (Pergub) Riau Nomor 77 Tahun 2020 tentang Tata cara Penetapan Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit Produksi Pekebun di Provinsi Riau.
Hadirnya Pergub Nomor 77 Tahun 2020 mengakomodir perkebunan swadaya agar mendapatkan kesetaraan harga TBS, yakni sesuai dengan harga yang ditetapkan oleh Dinas Perkebunan.
“Karena itulah kami tidak setuju dengan adanya perlakuan harga-harga sawit yang tidak sepantasnya. Maka dari itu kami telah memberikan Pergub 77 yang mengatur harga buah sawit. Di mana setiap minggu dilakukan evaluasi bersama perwakilan pihak perusahaan maupun asosiasi,” jelasnya.
Pergub nomor 77 tahun 2020 ini merupakan turunan Permentan Nomor 1/PERMENTAN/KB.120/1/2018. Dalam Permentan tersebut, golnya adalah untuk melindungi seluruh petani kelapa sawit untuk mendapatkan harga yang wajar dan berkeadilan dan juga melindungi pelaku usahanya.
Gubri Syamsuar ungkapkan, melalui Pergub tersebut mampu memberikan dampak baik bagi petani sawit di Bumi Lancang Kuning. Karena harga TBS paling tinggi saat ini berada di Provinsi Riau.
“Sampai saat ini, tetap harga tandan buah sawit yang paling tinggi di Indonesia adalah Riau. Karena kami pertama sekali yang membuat Peraturan Gubernur, agar harga-harga sawit ini tidak dimainkan oleh tengkulak dan termasuk para pemilik PKS [Pabrik Kelapa Sawit],” ungkapnya.
Orang nomor satu di Provinsi Riau ini menuturkan, harga sawit yang stabil mampu memengaruhi ekonomi Riau lebih bagus.
“Sebab dari itulah ekonomi dari Riau saat ini termasuk bagus. Karena saya katakan tadi masyarakat di Riau ini bergantung dengan sawit. Kalau harga sawit anjlok pasti banyak masalah. Tapi Alhamdulillah sekarang aman-aman saja, makanya kami senang melihat ekonomi Riau ini,” pungkasnya.
Pada kegiatan Safari Ramadan ini juga di serahkan sapi ternak dari Pemerintah Provinsi Riau untuk para kelompok tani Subur Jaya dan di salurkan bantuan CSR BRKS kepada pengurus masjid Jamik Assalam sejumlah Rp25 juta.
(Harga.me/bib)
.