PEKANBARU – Kemajuan sebuah bangsa tidak hanya bergantung pada sumber daya alam dan jumlah penduduk yang banyak. Bangsa yang maju ditandai dengan peradaban yang tinggi dan masyarakat yang literat serta aktif berperan dalam memajukan dunia. Wakil Gubernur Riau (Wagubri) menekankan pentingnya mengembangkan budaya literasi sebagai keterampilan hidup mulai dari keluarga, sekolah, hingga masyarakat.
Menurut Wagubri Edy Nasution, penguasaan enam literasi dasar yang diajukan oleh World Economic Forum pada tahun 2015 sangat penting untuk dimiliki oleh semua masyarakat, tidak hanya pelajar. Enam literasi dasar tersebut meliputi literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, dan literasi budaya serta kewarganegaraan. Literasi baca tulis merupakan poin pertama dari enam literasi tersebut dan diakui sebagai kemampuan paling awal dalam sejarah peradaban manusia.
Wagubri juga mengatakan bahwa perpustakaan memiliki peran penting dalam pengembangan nasional. Oleh karena itu, pemerintah memberikan perhatian yang lebih besar terhadap pengembangan perpustakaan dan peningkatan perannya di masyarakat. Program dan Kegiatan Prioritas Nasional Tahun 2019 adalah “Penguatan Literasi untuk Kesejahteraan” dengan indikator “Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial” yang bertujuan memperkuat peran perpustakaan umum dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui peningkatan kemampuan literasi.
Selain itu, International Federation of Library Association and Institution (IFLA) juga menekankan bahwa perpustakaan berbasis inklusi sosial memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan potensi mereka dengan menghargai keragaman budaya dan memberikan kesempatan untuk melindungi dan memperjuangkan hak asasi manusia.