PEKANBARU – Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Riau sukses melaksanakan Workshop Pencegahan Stunting The Best Practice secara daring. Workshop ini diikuti oleh 591 peserta yang rata-rata dari tenaga kesehatan, baik dari dalam maupun luar Riau.
Kepala BPSDM Riau, Asrizal mengatakan bahwa workshop ini digelar guna menindaklanjuti arahan Presiden RI pada 17 Januari lalu, yang meminta pemerintah daerah (pemda) untuk menekan prevalensi stunting di bawah 14 persen pada 2024.
Terlebih lagi, upaya menekan stunting ini juga menjadi perhatian serius Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar. Di mana, orang nomor satu di Riau ini meminta para kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov Riau berinovasi dan menciptakan kegiatan yang langsung menyentuh masyarakat agar kasus stunting menurun.
Sejalan dengan kedua arahan tersebut, maka BPSDM melaksanakan workshop tersebut. Pada presentasi workshop tersebut dipaparkan bahwa ada 3 inovasi yang dinilai berhasil untuk menurunkan angka stunting secara signifikan.
Adapun 3 inovasi tersebut, yakni penyuluhan terpadu, Sapa Ibu Hamil dan Ibu Balita (SIHBATA) hingga USG Mobile. Inovasi ini dilakukan oleh alumni Diklat Pendidikan Kepemimpinan Administrator (PKA) dan Latsar CPNS dan diterapkan di beberapa wilayah Kabupaten Rokan Hilir.
Setelah terus menerus dan konsisten diterapkan, kasus stunting turun secara signifikan. Sebagai contoh pada Program Sihbata Pravelansi Stunting dari 294 kasus, turun menjadi 41 kasus di tahun 2022.
Bila dilihat data Status Gizi Indonesia (SSGI) yang dirilis oleh Kementerian Kesehatan, Secara umum pravelansi stunting di Kabupaten Rokan Hilir turun sebanyak 15% selama setahun terakhir. Dari 29,70% menjadi 14.70%.
Sehingga, Asrizal berharap workshop ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas jika terus dibagikan ilmunya.
“Ini merupakan tugas dan fungsi BPSDM Riau, dimana kami harus memenuhi minimal 20 jam pelajaran seluruh ASN setiap tahun dan mengembangkan kompetensi aparatur, satu di antaranya dengan the best practice ini,” kata Asrizal.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengembangan Kompetensi Teknis Umum dan Fungsional, BPSDM Riau, Sutawijaya bersyukur karena workshop ini berjalan lancar.
“Alhamdulillah, pesertanya antusias mengikuti workshop ini. Artinya kesadaran aparatur dalam bergotong royong mencegah kasus stunting cukup tinggi, dan kebutuhan akan strategi pencegahan stunting itu sendiri diminati,” kata Sutawijaya.
Bahkan, kata Suta, workshop ini juga diikuti oleh peserta dari Gorontalo, Bangka Belitung, Lumajang, Kepri, Kota Batu hingga Yogyakarta.
“Semoga workshop ini bermanfaat, khususnya untuk mengembangkan kompetensi aparatur dalam upayanya menekan kasus stunting di wilayah kerjanya masing-masing,” harap Suta.
Saat ditanya apakah ada pelatihan lanjutan ke depannya, Suta menyebutkan ini merupakan langkah awal dari Pemerintah Provinsi Riau dalam mencegah stunting melalui pengembangan kompetensi aparatur.
“Ke depan akan kami laksanakan lagi workshop serupa dengan lebih teknis atau dengan jangkauan yang lebih luas lagi. Tentunya bekerja sama dengan stakeholder dan instansi vertikal terkait. Mohon doanya,” tutupnya.
(Harga.me/rat)